Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

angan ku

andai ku dapat memeluk mu kembali....
takkan pernah kulepas lagi dekapan ku dari mu..
bila ku dapat menggenggam tangan mu kembali..
takkan ku biarkan kau pergi lagi dari ku...

jika ku tahu kamu kan sejauh ini dari ku..
aku kan mengikuti kemana pun pergimu..
biar ku dapat terus menatap wajah mu
melihat senyummu
tertawa bersamamu..
lagi...

hanya andai...
hanya biila..
hanya jika..
hanya angan ku...
sebatas angan....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HIKAYAT

Dick Hartoko dan B. Rahmanto (1985:59) mengatakan bahwa hikayat adalah jenis prosa, cerita Melayu Lama yang mengisahkan kebesaran dan kepahlawanan orang orang suci di sekitar istana dengan segala kesaktian, keanehan, dan mirip cerita sejarah atau membentuk riwayat hidup.
Contoh:
- Hikayat Indera Bangsawan;
- Hikayat Iskandar Zulkarnaen;
- Hikayat Bayan Budiman
Hikayat merupakan bentuk cerita yang berasal dari Arab. Mulai dikenal di Indonesia sejak masuknya ajaran Islam ke Indonesia. Hikayat itu hampir mirip dengan dongeng, penuh dengan daya fantasi. Biasanya berisi cerita kehidupan seputar istana. Kisah cerita anak-anak raja, pertempuran antarnegara, seorang pahlawan yang memiliki senjata sakti, dan sebagainya. Hikayat sering kali disebut sebagai dongeng istana. Tokoh dalam hikayat sudah dapat dipastikan raja, permaisuri, putra dan putri raja, juga para kerabat raja. Cerita terjadi di negeri Antah Berantah, dan selalu berakhir dengan kemenangan tokoh yang selalu berpihak pada hal yang benar.
Hikayat adalah karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan atau sekadar untuk meramaikan pesta. Misalnya: Hikayat Hang Tuah, Hikayat Seribu Satu Malam
Ciri-ciri hikayat
1. Sebagian besar berupa sastra lisan (disampaikan dari mulut kemulut);
2. Anonim (tidak dikenal namapengarangnya);
3 . Komunal (hasil sastra yang ada dianggap milik bersama);
3. Statis (tidak mengalami perubahan atau perkembangan);
4. Tidak berangka tahun (tidak diketahui secara pasti kapan karya tersebut dibuat); dan
5. Istana sentris/kraton sentries kehidupan raja-raja dan kaum kerabatnya).
Ciri khas sebuah hikayat:
1. Menimba bahannya dari kehidupan raja-raja dan dewa-dewi,
2. Isinya dongeng yang serba indah yang membawa pikiran sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur
3. Pembaca ke alam khayal, dan lara, pembangkit semangat juang,
4. Melukiskan peperangan yang hebat, dahsyat, tempat para raja/dewa mempertunjukkan kesaktiannya untuk merebut kerajaan atau seorang puteri.
Dalam hikayat biasanya tak ketinggalan dilukiskan peperangan yang menunjukkan bentuk kesaktiannya rajaan atau seorang putri.
Perbedaan Hikayat dengan Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.
Istilah novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti kabar atau berita. Adapun ciri khas sebuah novel di antaranya: di dalam sebuah novel terdapat konflik yang mengakibatkan perubahan nasib pada pelakunya menceritakan satu segi kehidupan pelaku jalan ceritanya singkat; hanya mengenai hal-hal yang pokok/garis besarnya
Hikayat dan novel keduanya merupakan bentuk karya sastra yang berupa prosa. Bedanya, hikayat merupakan bagian dari prosa lama sedangkan novel bagian dari prosa baru.
Dalam perkembangannya, kini kita lebih mengenal bentuk novel daripada hikayat. Hikayat merupakan peninggalan sastra Melay. sementara novel bagian dari perkembangan hasil karya sastra Indonesia. Kini kita banyak mengenal hasil karya novel populer maupun novel yang tergolong karya sastra. Bahkan novel terjemahan dari berbagai negara pun banyak diterbitkan di Indonesia.

http://bahasaindosugik.blogspot.com/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KATA BAKU

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Kata baku digunakan dalam teks-teks berita, makalah, surat dinas, dan teks-teks lain yang bersifat resmi.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah kebahasaan. Kata tidak baku biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari
Yang dimaksud dengan kata baku adalah kata-kata yang sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan (standardisasi). Dalam pemakaian, kita sering menjumpai kata-kata yang tidak baku. Kata-kata yang tidak baku tersebut tidak sesuai dengan pedoman atau kaidah yang ditentukan.
Kata risiko, misalnya, sering ditulis resiko atau kata universal ditulis universil. Bila kata-kata tersebut digunakan dalam kalimat, kalimat itu pun menjadi kalimat tidak baku. Ketidakbakuan bukan saja disebabkan oleh penulisan yang salah, melainkan juga karena pengucapan yang salah, pembentukan yang tidak benar atau penyusunan kalimat yang tidak tepat. Bahasa baku digunakan dalam situasi resmi, misalnya dalam pemerintahan, pendidikan dan pengajaran, penulisan ilmiah, perundang-undangan, atau kegiatan diskusi ilmiah.

http://bahasaindosugik.blogspot.com/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MEMBACAKAN BERITA

Membacakan berita dapat menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan bagi sang pembaca dan pendengarnya jika pembacaan dilakukan dengan baik. Untuk dapat menjadi pembaca berita yang baik perlu berlatih:
1. lafal dan pengucapan yang jelas;
2. intonasi yang benar;
3. sikap yang benar.
Dalam menyampaikan berita, intonasi dapat menimbulkan bermacam arti. Keras lambatnya suara atau pengubahan nada, dan cepat lambatnya pembacaan dapat digunakan sebagai penegasan, peralihan waktu, perubahan suasana, maupun perenungan.
Dalam membacakan berita hendaknya diutamakan pelafalan yang tepat. Gerak-gerik terbatas pada gerak tangan, lengan atau kepala. Segala gerak tersebut lebih banyak bersifat mengisyaratkan (bernilai sugestif) dan jangan berlebihan. Untuk menimbulkan suasana khusus yang diperlukan dalam pembacaan, suara lebih efektif dengan didukung oleh ekspresi wajah. Air muka (mimik) dan alunan suara yang pas lebih efektif untuk meningkatkan suasana. Senyum atau kerutan kening juga dapat membantu penafsiran teks.
Perhatikan pula kontak pandangan Anda dengan pendengar (penonton), terutama bila membacakan berita melalui media televisi atau kontak langsung dengan pendengarnya.Jadi, membaca berita adalah menyampaikan suatu informasi atau berita melalui membaca teks berita dengan lafal, intonasi, dan sikap secara benar


 http://bahasaindosugik.blogspot.com/2010/10/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-smama.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS